DIY, ada yang tau tentang DIY? Apa kalian asing dengan kata-kata DIY? Atau kalian malah sebaliknya, paham dan mengerti sekali tentang DIY? Berikut sekilas sejarah tentang DIY atau Do It Yourself.
Do It Yourself merupakan sebuah etika yang lahir dari punk era ’80-an. Punk era ’80-an mencoba mengembalikan makna punk kepada makna awalnya. Di mana, punk saat itu telah mengalami pengaburan makna. Do it Yourself merupakan batas-batas yang dihasilkan dari praktik kehidupan punkers. Batas-batas ini tidak dikonsepkan secara rumus. Bagi punkers, Do It Yourself adalah sebuah etika yang pengertiannya dapat dipahami hanya melalui praktik dalam kehidupan. Sehingga, pemaknaan etika Do It Yourself pun berbeda di antara punkers. Sebagian punkers menganggap etika Do It Yourself hanya terbatas masalah musik. Sebagian yang lain memandang etika Do It Yourself adalah pegangan dalam keseluruhan hidup punkers. Meskipun berbeda dalam menafsirkan etika Do It Yourself, tidak ada punkers yang mempermasalahkan hal tersebut. Karena, punkers saling menghargai perbedaan pemikiran masing-masing. Perbedaan tersebut adalah bagian dari etika Do It Yourself dalam berpikir. Nah sekias sejarah itu di kutip dari http://www.kompasiana.com/ridwanhardiansyah/do-it-yourself-4-kumpulan-naskah-sedikit-cerita-punk-dari-bandar-lampung_55122d76813311bd53bc6226
Do It Yourself. Judul tersebut bukan berarti struktur singkatan dari kepanjangan nama sebuah kota yang kita kenal sejarah besarnya di Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun ini merupakan kata yang berkait dengan sejarah sebuah gerakan pemberontakan. DIY (Do it yourself, yang diartikan sebagai kebebasan diri atau juga semua hal dikerjakan sendiri) memang sering dilekatkan dengan sejarah gerakan ‘punk’. Ya, sebuah istilah yang mengarahkan kita pada sekelompok anak muda dengan rambut Mohawk, lalu potongan ala jambul-jambul gitu yang diwarnai dengan warna-warna terang, memakai sepatu boots, rantai, dan gelang atau aksesori berjeruji. Selain itu anak muda ‘punk’ biasanya juga memakai jaket kulit, celana jeans ketat atau jeans robek-robek, serta mengenakan baju yang kucel.
Pendeknya, filosofi Do It Yourself adalah manifestasi dari kepercayaan sendiri pada seni sebagaimana adanya. Percaya kalau yang namanya seni adalah bahasa universal yang bisa dimengerti semua orang. Seni bukanlah barang dagangan melainkan seni adalah sebuah bahasa pemersatu antar bangsa. Dengan filosofi inilah mereka mempertahankan eksistensinya sebagai sub-budaya yang idientik dengan Do It Yourself (DIY). Mulailah dari diri sendiri! Dan mulailah dengan apa yang mungkin bisa dilakukan untuk sebuah perubahan. Tidak perlu memikirkan orang lain yang belum tentu memikirkan perubahan atau kemajuan bersama. Jangan mengira Ini sebuah tindakan frustasi, karna ini hanyalah satu tindakan penyemangat diri untuk memulainya dari diri sendiri, dari pada hanya berdiam diri ketika kita mengetahuinya, lebih baik kita bertindak walau pun dengan kemungkinan yang sekecil-kecilnya.
Itulah sebabnya, anak punk selalu melakukan segala sesuatu dengan sendiri. Begitu juga dalam hal bermusik. Punk tidak meminta perusahaan rekaman untuk merekam dan memasarkan hasil karya mereka, tetapi dilakukan sendiri, dibiayai sendiri, dipasarkan sendiri dengan cara sendiri. Sebut saja sebagai indie label. Istilah “indie” lahir dari kata “independent” alias BERDIKARI (Berdiri Di Kaki Sendiri).
DIY merupakan akronim untuk "melakukannya sendiri", "mengacu pada proyek-proyek yang dapat diinstal tanpa seorang profesional. DIY tingkat biasanya digambarkan sebagai mudah, sulit, memerlukan rentang berbagai alat dan pengalaman. Kata-kata ini diambil dari http://id.termwiki.com/ID/do_it_yourself_%28DIY%29
Lalu DIY dalam istilah masa kini adalah melakukan sesuatu yang bisa dilakukan sendiri, biasanya sesuatu itu digambarkan dengan melakukan sesuatu dengan cara mudah, tidak rumit, dan memerlukan berbagai alat yang ada disekitar kita.
Pada masa kini istilah DIY sudah benar-benar terkenal, istilah Do It Yourself untuk anak-anak muda jaman sekarang dianggap sesuatu yang berhubungan dengan desain. Artinya kita membuat sesuatu dari apapun dan sudah pasti berhubungan dengan DIY dan desain. Tetapi tidak semua Do It Yourself itu berhubungan dengan desain, meskipun memang hasilnya seperti membuat desain, tetapi sebenarnya hasil jadi itu terlihat seperti desaain karena kreatifitas yang dimiliki oleh si pembuat. Yak langsung contohnya saja seperti :
Nah, terlihat kan kalau tidak semua Do It Yourself itu berhubungan dengan desain, meskipun memang hasilnya seperti membuat desain, tetapi sebenarnya hasil jadi itu terlihat seperti desain karena kreatifitas yang dimiliki oleh si pembuat.
Banyak sekali hal yang bisa kalian lakukan untuk Do It Yourself ini. kalia bisa membuatnya sendiri di rumah, dikos, dikampus, atau dimana saja dan yang pasti dengan memakai alat-alat dan bahan-bahan yang ada disekitar kalian. Seperti contoh kalian bisa membuat gantungan foto, hiasan dinding, hiasan lampu dan pasti kalian punya kreatifitas sendiri untuk menjadikan barang-barang tersebut jadi lebih menarik.
DO IT YOURSELF!!
Banyak sekali hal yang bisa kalian lakukan untuk Do It Yourself ini. kalia bisa membuatnya sendiri di rumah, dikos, dikampus, atau dimana saja dan yang pasti dengan memakai alat-alat dan bahan-bahan yang ada disekitar kalian. Seperti contoh kalian bisa membuat gantungan foto, hiasan dinding, hiasan lampu dan pasti kalian punya kreatifitas sendiri untuk menjadikan barang-barang tersebut jadi lebih menarik.
DO IT YOURSELF!!
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar