Selasa, 07 April 2015

"Cinta & Kutukan"

Aku tiba di rumah. Tanpa mengucap salam, aku membuka pintu dan menutupnya agak keras. Aku langsung menuju kamarku. Kuletakkan tas ranselku.
“Oh, udah pulang ya. Kok tumben tadi gak salam?” Tanya Kak Nana
“Males” Jawabku singkat sambil menggelung rambutku
“Ada masalah?” tanya Kak Nana
“Kalung kesayanganku ilang. Permisi kak.” Kataku sambil melewati Kak Nana menuju kamar mandi. Kak Nana hanya menoleh mengikuti gerakanku.
Aku keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk di tubuh dan kepala. Aku menuju kamar untuk ganti pakaian. Setelah itu, aku buka pintu kamarku. Terlihat kucing putihku duduk manis di depanku. “Mew” Aku tersenyum mendengarnya. Tapi senyum itu hanya sesaat. Aku naik ke tempat tidur, dan duduk bersandar. Kucingku melompat dan duduk dipangkuanku. Tiba-tiba Kak Nana datang, berdiri di ambang pintu, dan tersenyum.       “Udah, jangan cemberut mulu! Nanti kakak beliin yang baru. Ok?”
“Yeah” Jawabku menunduk memandangi kucingku. Tiba-tiba, terdengar suara sedan berhenti di depan halaman rumah.
Sedan itu berhenti di depan rumah, pintunya terbuka, turun seorang lelaki berambut hitam rapi memakai kaos berbalut jaket hitam. Aku yang sedang membelai kucingku terkejut. Kugendong kucingku dan kuajak mengintip dari balik jendela kamar. Kucingku menggeliat, lepas dari gendonganku dan bersembunyi di bawah dipan, sepertinya ketakutan. Aku mengernyitkan dahi memandang lelaki itu. Siapakah dia? Apakah aku mengenalnya?
Dia tiba di depan pintu dan mengetuk. “tok tok tok”. Melihat tingkah si
Pusy yang masih ketakutan, aku jadi ragu untuk membukakan pintu. Aku diam di ambang pintu kamarku sambil melihat kearah pintu rumah. Kakakku, Kak Luna, datang dan bertanya kepadaku,
“Kenapa nggak dibukakan pintunya?”
Dengan suara pelan, aku menjawab, “Sstt... Aku nggak berani, Kak. Aku gak kenal orangnya.”
“Oh, yaudah, ayo Kakak temenin”. Kata Kak Luna
Aku dan kakakku menuju pintu dan membukakan pintu.
“Mmm... Selamat malam, maaf mengganggu. Saya Chanyeol, saya mau...”
“Oh, silahkan masuk dulu” Sahut Kakakku. Aku hanya mengikuti kakakku disamping kiri agak kebelakang. Kakak menutup pintu kemudian memersilahkan duduk.
“Silahkan duduk.”
“Oh, ya, terimakasih” Kata Chanyeol sambil tersenyum
“Nama saya Chanyeol, saya kakak kelasnya Luna.” Kata Chanyeol memperkenalkan diri
“Oh, kakak kelasnya Luna. Saya Nana, kakaknya Nana. Tadi Nana bilang gak kenal, takut bukain pintu”
“Hehehe, ya maaf, Luna masih maba. Belum hafal kakak kelas. Maaf ya, Kak Chanyeol” Kataku sedikit malu
“Nggak apa-apa kok. Oh iya, mmm...” Chanyeol merogoh ke dalam saku jaketnya
“Ini punyamu bukan?” Tanya Chanyeol sambil menyodorkan sebuah kalung.
“Lho iya kak, itu punyaku. Ketemu dimana? Tadi pas acara farewell party aku cari-cari gak ada” Kata Luna sambil menerima kalungnya.
“Tadi ketemu di pot bunga dekat red carpet. Kayaknya tadi jatuh pas kamu lagi sibuk nge-dekor”
“Makasih ya kak” Kamudian aku memakai kalungku
“Sama-sama” katanya sambil tersenyum “Kenapa gak besok aja kak balikinnya? Apa gak capek dari farewell party, langsung kesini?”
“Hehehe, aku orangnya kan pelupa, Jadi, langsung aja balikin, takutnya kalau besok, aku lupa bawain kalungnya. Lagian, kebetulan lagi jalan-jalan ini tadi.” Kemudian, Chanyeol menoleh ke arah jam dinding. Jam dinding menunjukkan pukul 22:00.
“BTW, tau rumahku dari mana kak?” Tapi pertanyaanku tidak dijawab
“Oh, udah jam sepuluh. Pamit dulu. Udah malem” Chanyeol langsung berdiri dari sofa
“Iya, hati-hati ya.” Kak Nana berpesan.
“Iya” Chanyeol tampak sangat tergesa-gesa menuju mobilnya dan mengemudi agak ngebut.
“Untung tadi nggak berjabat tangan, tadi juga kayaknya dia gak lihat perubahan ini.” Gumam Chanyeol sambil melihat tangannya yang mulai memanjang kukunya.
Awan mendung menyibak. Bulan purnama mulai terlihat. Chanyeol semakin mengerikan. Punggung tangannya mulai berambut, telinganya sudah berubah menjadi telinga serigala. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi di tepi hutan. Dia turun dan melihat sekitarnya.
“Nggak ada orang” Ia langsung berlari menuju tengah hutan dan berhenti di sebuah pohon besar. Wajah bulan sekarang sangat bersih. Chanyeol telah berubah wujud menjadi manusia serigala sepenuhnya. Berpostur tegap seperti manusia, sekujur tubuhnya dipenuhi rambut, berkepala serigala, memiliki ekor.
“Auuuuuuuu” Chanyeol melolong sangat keras. Mendung menghalangi bulan lagi. Chanyeol kembali menjadi manusia. Dia duduk meringkuk dibawah pohon besar. Kedua tangannya mencengkram kepalanya yang menunduk. Dia menangis.
“Hiks~ sampai kapan kutukan ini akan berakhir?” Ia semakin membenamkan kepalanya kedalam kedua tangannya.
Dua minggu berlalu, Chanyeol dan Luna semakin akrab. Kemudian, suatu siang, Chanyeol menghampiri Luna di taman kampus. Luna tampak sendirian dan membaca buku.
“Lagi sibuk nih?” Tanya Chanyeol sambil duduk dan menoleh ke arah Luna.
“Iya, belajar buat post test” Jawab Luna dengan tetap fokus membaca
“Kakak mau curhat boleh?” Tanya Chanyeol sambil memasukkan tangan ke saku jaketnya.
“Boleh”
“Kakak suka sama cewek. Pengen nembak, tapi takut gak diterima” Chanyeol menunduk
“Ya coba aja tembak. Siapa tau diterima”
“Mmm~ gitu ya? Yaudah, kakak suka sama kamu” Kata Chanyeol melihat ke arahku. Aku spontan menutup bukuku. Aku tercengang. Aku dan Kak Yeol berpandangan. Aku tercengang dan melihat ke wajah Kak Yeol yang tersenyum. Aku menunduk malu dan diam.
“Aku tunggu ya jawabannya.” Kemudian Kak Yeol meninggalkanku. Sore harinya, sebelum pulang, aku menghampiri Kak Yeol yangsedang membaca mading.
“Kak Yeol!”
“Iya?” Kak Yeol menoleh. Aku langsung menyerahkan sepucuk surat kepada Kak Yeol.
“Aku permisi dulu” Aku langsung bergegas meninggalkan Kak Yeol.
Chanyeol membuka amplopnya dan membaca dalam hati :
“Kak Yeol, maaf, aku malu bilang langsung. Aku juga buru-buru mau pulang. Makanya aku pakai surat. Aku punya rasa yang sama.” Setelah membaca itu, Yeol langsung tersenyum lebar. Ia mengangkat dan mengepalkan kedua tangannya dan berteriak kegirangan. “Yyesss”. Kelakuannya membuat mahasiswa lain yang lewat memandanginya. Tapi Yeol tidak menggubris sedikitpun.
Ia berjalan menuju parkiran. Mengeluarkan mobilnya dan meluncur ke rumah Luna. Sesampai dirumah Luna, ia mengetuk pintu. Ketika pintu terbuka, dia berkata,
“Lunaaa” Katanya dengan suara lantang seolah ingin mengejutkan sambil membentangkan kedua tangannya. Namun sayang, yang membukakan pintu bukanlah Luna, melainkan Kak Nana.
“Eh, maaf Kak. Luna ada?” Katanya dengan wajah yang merona dan malu karena perbuatannya tadi.
“Ada, lagi mandi.”
“Oh” Kata Chanyeol melihat ke arah dalam rumah.
“Aaaa, aku tahu” Kak Nana mengacungkan jarinya ke wajah Chanyeol sambil pasang ekspresi seperti menggoda.
“Apa?” Tanya Chanyeol dengan polosnya
“Kok seneng banget kayaknya?” Kak Nana mengamati wajah Chanyeol. Wajah Chanyeol semakin merona. Chanyeol memutar mata ke kanan bawahnya.
“Jadian sama Luna ya? Hayo?” Kak Nana mengacungkan jarinya lagi, tersenyum dan mengintrogasi dengan suara pelan dan nada menggoda.
“Enggak” Wajahnya masih merona
“Halah! Udah! Ngaku aja! Nggak papa kok.”
“Hehehe. Iya. Hehehe” Chanyeol terkekeh dan memegang kepalanya
“Nah kan! Ayo masuk dulu.” Kak Nana mempersilahkan.
“Luuun cepetan. Ada yang nunggu tuh! Penting!” Teriak Kak Nana.
“Siapa Kak?” Teriak Luna dari dalam.
Udah ayo cepet! Keburu pulang loh orangnya.”
“Siapa ya? Emang penting banget ya?” Tanya Luna dalam hati.
Tak lama kemudian, Luna keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ruang tengah tanpa memerdulikan rambutnya yang masih basah.
“Kak Yeol?” Luna terkejut. Chanyeol dan Kak Nana tersenyum ke arah Luna.
“Mmm... Aku tinggal dulu ya. Hihihi.” Kata Kak Nana sambil meninggakan mereka berdua. Nana memandang kakaknya dengan tatapan heran dan alis terangkat satu. Nana duduk di depan Chanyeol. Wajah keduanya merona dan tidak saling memandang. Awkward!
“Ada keperluan apa kesini?” Tanya Luna dengan canggung.
“Emm... Thanks”
“Thanks? Buat apa?”
“Thanks... Udah... Nerima”
“Oh... Iya... Sama-sama”
“Emm... Yauda, aku pamit”
“Iya, hati-hati”
Tiga minggu berlalu. Hubungan keduanya berjalan mulus. Suatu ketika, mereka berangkat dan pulang bersama. Ketika mengendarai mobil, Chanyeol melihat kukunya mulai memanjang. Kemudian ia melihat ke langit, ternyata ini adalah malam purnama. Chanyeol langsung memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi di tepi hutan.
“Kok berhenti?” Tanya Luna
“Aku mau pipis sebentar, plis." Kata Chanyeol sambil menggenggamkan tangannya.
“Oh, iya iya” Kata Luna. Chanyeol langsung berlari ke dalam hutan. Dia berhenti dibawah pohon besar. Dan berubah total disana seperti biasa. Disisi lain, Luna yang sendirian didalam mobil yang tertutup rapat, tiba-tiba didatangi oleh dua orang perampok mobil. Satu perampok mengetuk-ngetuk kaca mobil dan yang satu mempersiapkan sajam.
‘Dok dok dok dok dok....’ Perampok itu menggedor kaca jendela yang anti peluru itu. Disisi lain, Chanyeol yang sudah berwujud manusia serigala pendengarannya menjadi jauh lebih tajam dari manusia normal. Chanyeol menoleh ke arah jalan besar dan langsung berlarike arah mobilnya.
“Whoey! Keluar!” Kata perampok yang mengetuk-ngetuk kaca mobildengan keras.
“Serahkan mobil ini, atau mati!” Kata perampok yang satu lagi dengan menggenggam pisau.
“Enggaaaak.... Kak Chanyeoooooool......!” Teriak Luna. Tak lama kemudian, Chanyeol muncul dengan wujud manusia serigala. Chanyeol menghajar habis-habisan. Dan sempat menerkam salah satu perampok itu dan melukai lehernya dengan taringnya. Kedua perampok itu berlari ketakutan. Chanyeol langsung masuk ke dalam mobil.
“Aaaaaaa~” Luna ketakutan dengan manusia serigala itu. Manusia serigala itu memberi isyarat diam kepada Luna, dan kemudian menjalankan mobil merah itu.
“Heh! Berhenti! Berhenti!” Teriak Luna. Chanyeol memberhentikan mobilnya lagi. Luna mau keluar dari mobil, tapi, tangan kanannya ditahan oleh tangan kiri Chanyeol.
“Aaaaaa~ Leppaaaas!!!!” Teriak Luna. Tangan Luna ditarik dan membuat jarak yang lebih dekat dengan Chanyeol. Tangan kanan Chanyeol meraih pipi kiri Luna dan membuat Luna menoleh ke arah manusia serigala itu. Sosok seram dengan mulut bersimbah darah itu kemudian menunjuk dirinya sendiri. Kemudian kedua tangannya memegang wajah Luna. Seolah mengisyaratnkan : “Lihat aku!”. Luna terdiam dan memerhatikan sosok seram itu. Diwaktu yang bersamaan, mendung kembali menutupi bulan. Chanyeol berubah kembali menjadi manusia. Melihat ini, Luna menangis.
“Luna~ Luna~” Chanyeol memanggil, tapi Luna tidak menjawab dan tetap menangis.
“Sebenarnya aku terkena kutukan ini sejak lama. Sejak aku masih SMP. Ayahku seorang duda. Beliau dilamar oleh seorang janda yang cantik. Tapi, ayahku menolaknya. Ayahku tidak tahu, kalau ternyata wanita itu adalah seorang penyihir. Karena ditolak, dia marah, dan mengutukku. Kutukan ini hanya akan hilang, jika aku menemukan. cinta sejatiku yang mau menerimaku apa adanya setelah dia tahu wujud serigalaku.”
Setelah Chanyeol bercerita, suasana hening sejenak. Hanya isakan tangis dari Luna yang terdengar.
“Maaf, aku sudah buat kamu takut, kecewa... Tapi, aku harap kamu bisa nerima aku.” suasana hening kembali.
“Iya... Aku mau nerima kakak apa adanya.”
Chanyeol tersenyum, dan memegangi tangan Luna. Tak lama kemudian, mendung kembali menyibak, namun Chanyeol tetap berwujud manusia.
“Bulannya kelihatan, tapi aku~ Aku tetap jadi manusia” Pekik Chanyeol gembira. Keduanya saling berpandangan, Luna tersenyum. Semua menghela nafas, lega, kegembiraan tergambar jelas pada keduanya.

-END-

Ratna & Galuh

1 komentar: